TY - JOUR AU - Sudibyo, Sudibyo PY - 2019 TI - Letusan Gunung dan Persepsi Sang Pujangga: Kesaksian Teks Bima, Jawa, dan Melayu Abad ke-19 JF - Manuskripta; Vol 9 No 1 (2019): Manuskripta DO - 10.33656/manuskripta.v9i1.133 KW - N2 - Abstract: This paper aims to reveal the poet's perceptions about the destructive nature of mountains in 19th century texts, especially in the Syair Kerajaan Bima (SKB), Babad Betawi (BB),   Babad Diponegoro (BD), dan Syair Lampung Karam (SLK). The terrible natural disasters that emanate from volcanic eruptions lead them to the conclusion that natural disasters that occur are caused by the wrath of God due to human actions against Him. Like sultans or arbitrary rulers, coronation of boy kings, taboos and trespassing Islamic law. all of that is the interpretation of the poets of the causes of the eruption of mountains that occurred during the 19th century, such as the eruption of Mount Tambora (1815), Mount Merapi (1822), and Mount Krakatau (1883). This study shows that of the four texts there is no perception of adequate disaster mitigation awareness in poets in Bima, Java and Malay in the 19th century. --- Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap persepsi pujangga tentang sifat destruktif gunung   terutama dalam teks-teks abad ke-19, utamanya dalam Syair Kerajaan Bima (SKB), Babad Betawi (BB),   Babad Diponegoro (BD), dan Syair Lampung Karam (SLK). Bencana alam dahsyat yang berasal dari erupsi gunung berapi menuntun mereka pada suatu kesimpulan bahwa bencana alam yang terjadi disebabkan oleh kemurkaan Tuhan akibat perbuatan-perbuatan manusia yang melawan-Nya. Seperti sultan atau penguasa yang sewenang-wenang, penobatan raja bocah, tabu dan hukum Islam yang dilanggar. semua itu merupakan penafsiran para pujangga atas penyebab meletusnya gunung yang terjadi sepanjang abad ke-19, seperti letusan Gunung Tambora (1815), Gunung Merapi (1822), dan Gunung Krakatau (1883). Penelitian ini menunjukkan bahwa dari keempat teks tersebut belum ada persepsi akan kesadaran mitigasi bencana yang memadai dalam pujangga di Bima, Jawa dan Melayu pada abad ke-19. UR - http://journal.perpusnas.go.id/index.php/manuskripta/article/view/133