Penguatan Rasa Kebangsaan: Identitas, Demokrasi, dan Kearifan Lokal dalam Undang-Undang Simbur Cahaya

Main Article Content

Mu'jizah Mu'jizah

Abstract

The political rifts and tensions after the 2014 elections cannot just disappear, they even penetrate to the grassroots and are increasingly felt to be able to shake the Indonesian nationality. Political rifts and tensions spread to social aspects and cause discomfort for people who want to live in peace. In fact, during the 76 years of Indonesia which was formed by the fathers of the Indonesian nation, it has proven its determination in building Indonesian unity. Therefore, we must study and reflect on how Indonesia builds its nationality through one of the texts entitled the Simbur Light Law. The text describes the strength of building identity, applying local wisdom values ​​in strengthening customs, and teaching democratic ways of life. The purpose of this research is to explore and find out how identity is built and the national values ​​that become the local wisdom of the Palembang people are held. The method used is a qualitative approach with analysis and interpretation of the text. From the results of the study, it was found that the people of Palembang have a strong and high sense of nationality. This sense of nationality is evidenced by a strong strong identity supported by firmness in holding on to customs, and building a high sense of solidarity with a democratic system that is adhered to together. The values ​​that become local wisdom are also applied in their social behavior. In conclusion, the text of the Undang-Undang Simbur Cahaya can be a reference for national life.


---


Keretakan dan ketegangan politik setelah pemilu 2014 tidak dapat hilang begitu saja bahkan menyerap ke akar rumput dan semakin dirasa dapat menggoyah kebangsaan Indonesia.   Keretakan dan ketegangan politik merambat ke aspek sosial  dan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi masyarakat yang ingin hidup damai. Padahal selama 76 tahun keindonesiaa yang dibentuk oleh para bapak bangsa Indonesia telah membuktikan keteguhanannya dalam membangun persatuan Indonesia. Oleh sebab itu, kita harus belajar dan merefleksi cara Indonesia membangun kebangsaan melalui salah satu naskah yang berjudul Undang-Undang Simbur Cahaya. Dalam naskah itu digambarkan kuatnya membangun identitas, menerapkan nilai-nilai kearifan lokal dalam memperkuat adat, dan  pengajaran cara hidup berdemokrasi. Tujuan penelitian ini menelusuri dan menemukan bagaimana identitas dibangun dan nilai-nilai kebangsaan yang menjadi kearifan lokal masyarakat Palembang dipegang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis dan interpretasi teks tersebut Dari hasil penelitian ditemukan bahwa masyarakat Palembang memiliki rasa kebangsaan kuat dan tinggi. Rasa kebangsaan itu dibuktikan dengan kuatnya identitas yang kuat didukung oleh keteguhan memegang adat, dan membangun rasa solidaritas yang tinggi dengan sistem demokrasi yang dipatuhi bersama. Nilai-nilai yang menjadi kearifan lokal juga diterapkan dalam perilaku sosialnya. Kesimpulannya naskah Undang-Undang Simbur Cahaya dapat menjadi rujukan untuk kehidupan berkebangsaan.


 


 

Article Details

How to Cite
MU'JIZAH, Mu'jizah. Penguatan Rasa Kebangsaan: Identitas, Demokrasi, dan Kearifan Lokal dalam Undang-Undang Simbur Cahaya. Manuskripta, [S.l.], v. 11, n. 2, dec. 2021. ISSN 2355-7605. Available at: <http://journal.perpusnas.go.id/index.php/manuskripta/article/view/194>. Date accessed: 24 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.33656/manuskripta.v11i2.194.
Section
Articles

References

Abdullah, Ma’moen, Sejarah Daerah Sumatera Selatan. Palembang: Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Propinsi Sumatera Selatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991/92.
Adil, Muhammad. (2014). Dinamika pembauran hukum Islam di Palembang mengurai Isi Undang- Undang Simbur Cahaya. Palembang.
Akib, R.H.M., A. Chaliq Muchtar, Kemas M. Siddiq Umary. 1980. Sejarah dan Kebudyaan Palembang I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Anderson. 2005. Imagined Communities: Reflections on The Origin and Spread of Nationalism. Insistpress.
Boede nani, Undang-Undang Simbur Tjahaja jang Terpakai di Pedalaman Palembang. Jakarta: Bagian Bahasa, Jawatan Kebudayaan, Kementerian PP & K (t.t.).
Braginsky, V.I. 1998. Yang Indah Berfaedah dan Kamal: Sejarah Sastra Melayu dalam Abad 7--19. Jakarta: INIS.
Budenani. Tanpa Tahun. Undang-Undang Simbur Cahaya. Jakarta: Kementrian P.P. dan K.
Casparis, J.G. de. 1975. Indonesian Paleography: A History of Writing in Indonesia from the Beginning to c. A.D.1500. Leiden: Brill.
Coedes, George dan L. C. Damais, Kedatuan Sriwijaya: Penelitian tentang Sriwijaya. Depok: Komunitas Bambu, 2014.
Farida & Yunani. (2011). Undang-undang Simbur Cahaya sebagai sumber hukum di Kesultanan Palembang. In Seminar Antara Bangsa Perantauan Sumatera-Semenanjung Malaysia, Sabah dan Serawak. Pulau Pinang-Malaysia
Grosby, S. 2011 Sejarah Nasionalisme: Asal Usul Bangsa dan Tanah Air (History of Nationalism: The Origin of the Nation and the Motherland). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hanafiah, Johan, Melayu-Jawa: Citra Budaya dan Sejarah Palembang. Jakarta: PT Radjagrafindo Persada, 1995.
Mu'jizah, 2018. "Rintisan Kebangsaan Masyarakat Bugis-Makassar”. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Mulyana, Slamet, Sriwijaya. Yogyakarta: LKiS, 2012.
Nawiyanto, S. dan Eko Crys Endrayadi, Kesultanan Palembang Darussalam: Sejarah dan Warisan Budayanya. Jember: Jember University Press, 2016.
Purwanti, Retno, "Situs Arkeologi di Palembang" dalam Jati Diri yang Terlupakan. Jakarta: Ricklefs, M.C. 1989. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Smith, Anthony D. 2003. Nasionalisme: Teori, Ideologi, Sejarah. Jakarta: Erlangga.
Wolders, M.O. 1975. Het Sultanat Palembang 1811—1825. S’Gravenhage: Martinus Nijhoff.
Wolters, O. W., Kemaharajaan Maritim Sriwijaya dan Perniagaan Dunia Abad III-Abad VII. Depok: Komunitas Bambu, 2011.
Wulandari, dkk, 2020. “Undang-Undang Simbur Cahaya dalam Mengatur Hukum Perkawinan di Kesultanan Palembang” dalam Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vo. 2 No. 2, 2020 (hlm. 187—197)
Yusdani. 2004. “The Book of Simbur Cahaya: The Receptif Theory Ponit of View. Jurnal Millah Vol. III, No.2, 2004.
Zuhdi, Susanto. 2014. Nasionalisme, Laut, dan Sejarah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.