Lingkungan Hidup dalam Naskah Wawacan Ogin Amar Sakti

Main Article Content

Ruhaliah Ruhaliah

Abstract

This article is written as a result of the study of meaning of Sundanese manuscript of a folklore titled Wawacan Ogin Amar Sakti. The study was conducted based on story’s settings and structural approach. The purpose of this study was to reveal the contribution of story’s meanings towards humanity’s environmental quality. This study utilized descriptive comparative methods, while the data collection used documentation study. The findings are in the form of interpretations concluded based on the results of data analysis results found in the text as well as its comparison with data found in other relevant sources. Based on the data analysis results, it can be concluded that the story setting elements found in Ogin Amar Sakti script is environmental/ecosystem transmission or inheritance vehicles; those are (1) to not to cut down, pollute, or turn dense forests as covert for evil deeds, (2) to look after and maintenance mountains and forests as they embody various resources, (3) to not turn forests into hunting ground for animals, and (4) to arrange settlements as delightful and pleasing place. These messages are in line with other texts and symbols such as folklore and gunungan, as well as become concrete foundation for environmental preservation and food security strategy.


 


---


 


Tulisan ini merupakan hasil kajian makna atas cerita naskah berbahasa Sunda “Ogin Amar Sakti.” Kajian dilakukan atas unsur latar cerita (setting),  dengan menggunakan pendekatan struktural. Pengkajian dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap kontribusi makna cerita bagi kualitas lingkungan hidup manusia. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif komparatif. Teknik pengumpulan datanya ialah teknik studi dokumentasi. Temuan-temuan berupa tafsiran disimpulkan berdasarkan hasil analisis data yang terdapat dalam teks serta melalui perbandingannya  dengan data yang terdapat dalam sumber lain yang relevan. Berdasarkan hasil analisis data bisa disimpulkan bahwa unsur latar cerita naskah Ogin Amar Sakti merupakan wahana transmisi atau pewarisan lingkungan hidup (ekosistem), yaitu (1) hutan lebat jangan ditebangi, dikotori, dijadikan tempat menyembunyikan perbuatan jahat, (2) awasi dan pelihara gunung-gunung dan hutan karena mengandung aneka kekayaan, (3) hutan jangan dijadikan lahan perburuan satwa, dan (4) lakukan penataan pemukiman menjadi tempat yang menyenangkan dan membahagiakan. Amanat mengenai pelestarian hutan tersebut sejalan dengan  teks dan simbol lain, di antaranya cerita rakyat dan gunungan, serta menjadi landasan konkret bagi peletarian lingkungan hidup dan strategi ketahanan pangan.


 

Article Details

How to Cite
RUHALIAH, Ruhaliah. Lingkungan Hidup dalam Naskah Wawacan Ogin Amar Sakti. Manuskripta, [S.l.], v. 12, n. 1, p. 71-94, july 2022. ISSN 2355-7605. Available at: <http://journal.perpusnas.go.id/index.php/manuskripta/article/view/202>. Date accessed: 26 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.33656/manuskripta.v12i1.202.
Section
Articles

References

Abdurahman dan Ayatrohaedi. 1991. Wawacan Ogin Amarsakti. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Astuti, Aisah, dkk. 2020. “Tradisi Hajat Sasih Mulud di Kampung Naga untuk Bahan Pembelajaran Membaca Artikel: Kajian Semiotik.” Lokabasa 11(2).
Dananjaya, James. 1997. Folklore Jepang. Jakarta: Grafiti.
Ekajati, Edi S, dan Undang A. Darsa. 1999. Jawa Barat: Koleksi Lima Lembaga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Ecole Francaise d’Extreme-Orient.
KBBI daring. “-.” https://www.kbbi.web.id/lingkung (April 6, 2022).
Kusmayadi, Dedi E. 2015. “Naskah Ogin Omarsakti.” Sundaland Geografi. https://sundalandgeografi.blogspot.com/2015/11/naskah-ogin-amarsakti.html (Januari 2, 2020).
Noorduyn, J, dan A Teeuw. 2009. Tiga Pesona Sunda Kuna. ed. Hawe (penerjemah) Setiawan. Jakarta: KITLV Jakarta dan Pustaka Jaya.
P, Alamsyah, dan Suwardi. 2013. “Kesenian Beluk di Desa Ciapus Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.” Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 5(2).
Rosyadi, dan dkk. 1991. Wawacan asep ogin (kajian dan analisis). Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan Republik Indonesia.
Ruhaliah. 2018. Wawacan: Sebuah Genre Sastra Sunda. Bandung: Pustaka Jaya.
———. 2020. Filologi ti Bihari ka Kiwari. Bandung: UPI Press.
Rusyana, Yus. 2010. Jajaten Ninggang Papasten. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Satjadibrata, R. 1966. Dongeng sasakala jilid 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Setyanto, Suroto Rosyd. 2016. “Tata Cara Bertani Abad XIX Masehi dalam Naskah Wulang Tani Berbahasa Jawa Karya Pujangga Besar Tatar Sunda Raden Haji Moehamad Moesa.” Jumantara 7(1).
Sumarlina, Elis Suryani Nani, dan dkk. 2018. “Pemuliaan Pangan Berbasis Naskah Mantra Pertanian dalam Kaitannya dengan Tradisi Masyarakat Kampung Naga dan Baduy.” Jumantara 9(2).
———. 2020. “Tata Ruang Kosmologis Masyarakat Kampung Naga berbasis Naskah Kuno.” Lokabasa 11(1).
Supriadi, Dedi. 2011. “Tradisi Pembacaan Naskah Nyi Sri Pohaci di Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.” Manuskripta 1(2).
Tessier, Vivianne Sukanda, dan dkk. 1990. Katalog Raisonne Naskah Jawa Barat I Naskah Islam. Jakarta: EFEO bekerjasama dengan Puslit Arkenas.
Tim Penyusun. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Welianto, Ari. 2019. “Ekosistem: Arti, Komponen, dan Jenisnya.” Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/20/190000869/ekosistem-arti-komponen-dan-jenisnya.
Wulandari, Arsanti, dan M. Bagas Febriyanto. 2015. “Potret Wanita dalam Suluk Tanen.” Manuskripta 6(1).

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.