Kearifan Lokal Makanan Tradisional: Rekonstruksi Naskah Jawa dan Fungsinya dalam Masyarakat
Main Article Content
Abstract
Makanan tradisional merupakan fenomena kebudayaan. Kebudayaan pun ikut menentukan makanan dapat dimakan atau tidak sekaligus memberi cap atau mengesahkannya. Dengan demikian, makanan bukan sekedar untuk mempertahankan hidup, melainkan juga untuk mempertahankan kebudayaan sebuah kolektif. Dalam hal ini, makanan mempunyai arti simbolik yang berkaitan dengan fungsi sosial dan keagamaan (religi).
Dalam masyarakat Jawa, makanan tradisional erat hubungannya dengan upacara ritual masyarakat Jawa yang hingga kini masih dilaksanakan. Hal tersebut nampak dalam beberapa naskah Jawa yang berisi tentang makanan tradisional, yaitu Serat Centhini, Serat Goenandrija, Serat Wilujengan, Jumenengan, Kraman, Mangkunegaraan, dan Primbon Lukmanahakim Adammakna. Naskah-naskah tersebut berisi berbagai macam makanan tradisional serta fungsinya dalam masyakat Jawa. Melalui tulisan ini, akan dipaparkan kearifan lokal berupa warisan budaya, yaitu pemikiran-pemikiran nenek moyang mengenai makanan tradisional yang terekam dalam naskah-naskah tersebut.