Hukum dalam Naskah Sunda Kuna Sanghyang Siksa Kandang Karesian
Main Article Content
Abstract
Sanghyang Siksa Kandang Karesian is the oldest Sundanese manuscript which recorded its year of writing around 1440 Saka (1518 AD). Therefore, the manuscript was estimated to be written in the reign of Sri Baduga Maharaja, the ruler of Pakuan Pajajaran (1482-1521 AD). The manuscript contains the overview of general moral guidelines for community in that era, including a variety of knowledge one should master as tool in daily practical life. The rules contained in Sanghyang Siksa Kandang Karesian consist of three main section, which are 1) the opening which explains ten rules (dasa kreta and dasa prebakti), 2) the attitude of hulun (karma ing hulun) toward the king in the country, 3) the complement of deeds (pangimbuh ing twah). So, this article aims to describe the outline of the rules contained in Sanghyang Siksa Kandang Karesian manuscript.
---
Sanghyang Siksa Kandang Karesian adalah naskah Sunda kuna tertua yang mencantumkan tahun penulisannya yaitu 1440 Saka (1518 Masehi), sehingga naskah ini diperkirakan ditulis dalam masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja penguasa Pakuan Pajajaran (1482-1521 M). Isinya memberikan gambaran tentang pedoman moral umum untuk kehidupan bermasyarakat pada masa itu, termasuk berbagai ilmu yang harus dikuasai sebagai bekal kehidupan praktis sehari-hari. Penuturannya berpijak pada kehidupan di dunia dalam negara. Aturan yang terdapat dalam Sanghyang Siksa Kandang Karesian teridiri atas tiga bagian utama, yaitu 1) pembuka yang menjelaskan sepuluh aturan (dasa kreta dan dasa prebakti), 2) perilaku hulun (karma ning hulun) terhadap raja di dalam negara, 3) pelengkap perbuatan (pangimbuh ning twah). Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan garis besar hukum-hukum yang terdapat naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian.
Article Details
References
Danadibrata, 2006. Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Danasasmita, Saleh et.al.. 1987. Sewaka Darma (Koropak 408), Sanghyang Siksakandang Karesian (Koropak 630), Amanat Galunggung (Koropak 632), Transkripsi dan Terjemahan. Bandung: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi) Direktorat Jendral Kebudayaan Depdikbud.
Darsa, Undang A. et. al. 2004. Darmajati Naskah Lontar Koropak 432 Transliterasi, Rekonstruksi, Suntingan dan Terjemahan Teks. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Gunawan, Aditia & Arlo Griffiths. 2014. “The Oldest Dated Sundanese Manuscript: An Encyclopedia from West Java, Indonesia”. https://www.manuscript-cultures.uni-hamburg.de/mom/2014_03_mom_e.html (diakses 25 Agustus 2017). Hamburg: Centre for the Study of Manuscript Cultures (CSMC).
Gunawan, Aditia. 2009. Sanghyang Sasana Maha Guru dan Kala Purbaka: Suntingan dan Terjemahan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Holil, Munawar & Aditia Gunawan. 2010. “Membuka Peti Naskah Sunda Kuna Koleksi Perpustakaan Nasional RI: Upaya Rekatalogisasi” dalam Sundalana 9: Perubahan Pandangan Aristokrat Sunda dan Esai-esai lainnya mengenai kebudayaan Sunda. Bandung: Pusat Studi Sunda.
Nurwansah, Ilham. 2012. “Kandaga Kecap dina Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian (624) pikeun Bahan Pangajaran Maca di SMA”. (Skripsi). Bandung: JPBD FPBS-UPI.
Nurwansah, Ilham. 2013. “Naskah Lontar Sunda Kuna Sanghyang Siksa Kandang Karesian (624)” dalam Sundalana 12: Memelihara Sunda (Bahasa, Seni, dan Sastra). Bandung: Pusat Studi Sunda.
Wartini, Tien. 2010. Tutur Bwana dan Empat Mantra Sunda Kuna. Jakarta: Perpusnas-Pusat Studi Sunda.